Mungkin sudah ada yang pernah baca soal ritual ini. Atau ada yang menyebutnya ‘bekal’ penulis. Tapi, saya lebih suka menyebut ritual supaya beda aja, he. Ya, ritual itu bisa berarti aktivitas yang musti dilakukan sebelum melaksanakan sebuah hajatan. Santai saja, ini bukan urusan sihir atau ilmu hitam. Juga bukan ilmu perdukunan. Nah, sedikitnya ada tiga ritual penulis sebelum memulai menulis. Kalau Pak Bambang Trim menyebutnya ‘tiga banyak’.
Pertama, ritual membaca. Iya, banyak membaca. Jadi penulis memang identik suka membaca. Meski pembaca tidak banyak yang nulis, he. Baca apa saja. Iqra’. Tak heran bila ide atau gagasan itu ditemukan saat kita membaca. Saat menunggu antrian di bank, bawa dan bacalah buku atau majalah. Dimanapun dan kapanpun, sukailah membaca –khususnya buku. Karena itu, saya sering bertanya, “Buku apa yang sedang kamu baca?”
Kedua, ritual jalan-jalan. Tepat sekali, banyak jalan-jalan –jangan di rumah aja, ya. Lihatlah berbagai kejadian yang unik dan menarik. Perhatikan berbagai perilaku orang-orang di sekitar kita. Dengarkan apa yang sedang mereka bicarakan. Jalan-jalan tak sekedar dapat kesegaran pikiran, tapi juga input baru dari dunia luar. Dari ritual itulah, inspirasi akan menyala dan kebuntuan menulis akan terpecahkan. Jadi, wajar ya bila saya bertanya, “Ide segar apa nich yang sudah kamu dapat dari jalan-jalan seharian?” 
Ketiga, ritual silaturahmi. Betul, berkunjung ke rumah tetangga atau sahabat lama. Tapi bukan buat ngegosip lho! Ya diskusi kecil-kecilan. Atau mengenang masa lalu. Buka obrolan yang santai saja. Tidak perlu membuat target diskusi khusus, tapi jika memungkinkan ya lebih baik. Nah, penulis yang baik itu pendengar yang baik. Jadi, perbanyaklah bertanya dan sesekali menganggukkan kepala. Lalu bertanya lagi, he. Eem, kini saya mau bertanya, “Apa saja obrolan kamu hari ini?”
Cukup tiga ritual itu dulu ya. Yang penting diamalkan. Dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia, kita bisa panen ilmu yang berlimpah berkah. Membuat hidup ini terasa bermakna, tidak sia-sia. Nah, sering-seringlah melakukannya: membaca, jalan-jalan dan perbanyak silaturahmi. Lalu, perhatikan apa yang terjadi. He, bagaimana? 
 
Saya termasuk orang yg jarang jalan-jalan. Tapi, dlu hampir setiap hari saya berkendara menempuh jarak yg cukup jauh, krn jarak rumah saya ke tempat kerja lumayan jauh. Ketika berkendara itu, ternyata saya bisa mendapatkan banyak ide lho. Hanya saja kadang ide itu hilang krn tidak tercatat, hehe....
BalasHapushe.. setuju mas, jalan-jalan virtual.. ngobrolnya pake chatt room, update status facebook, rame-rame ngobrol di forum, termasuk di sini juga kita ketemu ya.. sip!
BalasHapus